14 April 2025
1267
Samarinda Hadiri Rakor Inflasi dan Sosialisasi Sekolah Unggulan Garuda, Soroti Kenaikan Harga Pangan

SAMARINDA, KOMINFONEWS – Pemerintah Kota Samarinda mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Rutin Mingguan yang dirangkaikan dengan sosialisasi program Sekolah Unggulan Garuda bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia melalui Zoom Meeting pada Senin (14/4), bertempat di Ruang Sembuyutan, Lantai 3 Gedung Balai Kota Samarinda. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Asisten II, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Staf Ahli Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan, perwakilan Dandim 0901, Kejaksaan, Inspektorat, serta sejumlah OPD terkait.
Rapat secara nasional dipimpin langsung oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tohir, dan diikuti secara daring melalui Zoom Meeting. Salah satu agenda penting dalam rapat tersebut adalah sosialisasi Sekolah Unggulan Garuda yang dipaparkan oleh Wakil Menteri Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), Stella Christie. Ia menjelaskan bahwa Sekolah Unggulan Garuda merupakan bagian dari program prioritas Presiden Prabowo dalam Asta Cita poin keempat. Program ini akan langsung dibawahi oleh Kemendikti Saintek dan bertujuan memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM) melalui pengembangan bidang sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
Selain itu, Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti, memaparkan data terkait tinjauan inflasi/deflasi dan perkembangan harga pangan pada minggu ke-2 bulan April 2025 berdasarkan data SP2KP per 11 April 2025.
"Secara nasional, sebanyak 25 provinsi mengalami kenaikan IPH pada minggu kedua April 2025, 12 provinsi mengalami penurunan IPH, dan 1 provinsi menunjukkan IPH stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas yang menjadi penyumbang andil inflasi di 25 provinsi di antaranya cabai merah dan bawang merah," ungkap Amalia.
Provinsi Bengkulu tercatat berada pada peringkat ke-6 penurunan IPH dengan nilai -0,71%, dengan komoditas andil inflasi yaitu cabai rawit, daging sapi, dan telur ayam ras. Sementara itu, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, mengalami kenaikan IPH tertinggi di wilayah Sumatera dengan nilai 6,27%, dengan komoditas penyumbang IPH yakni cabai merah, cabai rawit, dan daging ayam ras.
Secara nasional, perkembangan harga pangan pada minggu kedua April 2025 adalah sebagai berikut :
- 57,50% wilayah di Indonesia mengalami kenaikan harga cabai merah, dengan rata-rata kenaikan sebesar 3,79% menjadi Rp55.407 per kilogram.
- 46,95% wilayah di Indonesia mengalami kenaikan harga cabai rawit, dengan rata-rata kenaikan sebesar 6,15% menjadi Rp76.793 per kilogram.
- 78,61% wilayah di Indonesia mengalami kenaikan harga bawang merah, dengan rata-rata kenaikan sebesar 8,67% menjadi Rp45.872 per kilogram.
Dalam kesempatan itu, Tomsi Tohir juga menyampaikan bahwa komoditas yang paling sering menjadi penyumbang inflasi di antaranya cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah. Ia mengimbau agar kepala daerah melaksanakan program penanaman tiga komoditas tersebut di daerah masing-masing untuk mencukupi kebutuhan lokal.
"Tidak bosan-bosan kami mengajak Bapak/Ibu kepala daerah untuk menanam. Tidak perlu luas, paling tidak bisa mencukupi kebutuhan kabupatennya masing-masing," ujar Tomsi. (RIZ/KMF-SMR)